JAMBI - Belasan Orang Rimba atau warga Suku Anak Dalam (SAD) di Kabupaten Bungo, yang tekapar sakit akibat diserang demam dan batuk, hampir dipastikan bukan akibat virus korona.
Kabar tersebut disampaikan Kapolres Bungo AKBP Guntur Saputro menjawab indonesia satu, Jumat. Berdasarkan diagnosa tim medis terhadap dua anak Orang Rimba yang dirawat semenjak Kamis lalu di RS Jabal Rahma, Kota Muarabungo, jenis penyakit yang menyerang Orang Rimba di kawasan Pasir Putih, Desa Dwikarya Bakti, Kecamatan pelepat, adalah infeksi saluran penarfasan atas (ISPA).
Sampai Jumat ini, korban yang terpapar sakit dengan gejala panas tinggi, batuk dan rasa nyeri persendian, sebanyak 19 orang. Mulai dari anak balita hingga yang lanjut usia.
Dua dari dari korban, Anggi, 4 tahun dan Angga, 11 tahun, difaslitasi Polres Bungo dan jajaran dinas kesehatan setempat, Kamis petang dibawa ke rumah sakit Jabal Rahma. Sedangkan sisanya, sampai Jumat ini, dirawat di rumah-masing, di bawah pengawasan tenaga medis dari puskesmas terdekat, dan Tim Urkes Polres Bungo.
“Dari komunikasi kita dengan jajaran pihak medis, hasil pemeriksaan labor dan gejala klinisnya, demam yang melanda mereka bukan akibat Covid-19, ” ungkap Guntur Saputro.
Guntur menambahkan, untuk memudahkan komunikasi dengan warga SAD di daerah terjangkit, dirinya sudah mengutus Bripda Seri Santoso, pemuda asal Orang Rimba Pelepat yang baru saja lulus bintara Polri dan kini bertugas di Polres Bungo.
“Selama ini, umumnya bebiasaan Orang Rimba enggan berobat ke puskemas. Salah satu faktor penyebab masalah biaya. Kita harapkan kehadiran Bripda Seri Santoso menjadi penerang, bisa mengubah cakra pandang dan pola pikir Orang Rimba saat terserang sakit. Salah satu tugas dia adalah meyakinkan bahwa berobat ke puskesmas tidak dipungut biaya, ” sebut Guntur.
Merespon wabah demam batuk yang menyerang Orang Rimba, pihaknya sudah berkoordinasi dengan jajaran dinas kesehatan dan kepolisian resort Pelepat untuk turun ke permukiman SAD Pasir Putih, melakukan tindakan pertolongan. (permato)